Theme : Ciptakan Generasi Berprestasi dengan pembentukan karakter yang ideal
Sudah tidak diragukan bahwa pemuda merupakan generasi penerus yang menjadi harapan bangsa. Bagi orang tua anak-anak mereka adalah harapan untuk meraih lebih dari apa yang sudah mereka capai. Bagi para guru murid-murid adalah harapan untuk mengetahui banyak hal bahkan memperoleh sesuatu yang baru yang lebih inovatif dan berguna.
Banyak kisah pemuda penerus bangsa yang telah berhasil menjadi harapan dan membanggakan bangsa khususnya di Indonesia diantaranya; Dominic Brian yang berhasil memasukkan namanya di dalam buku rekor dunia Guinness World Records dengan prestasi menghafal 76 deret angkan hanya dalam waktu 60 menit, Susi Susanti yang berhasil mendapatkan medali emas pada Olympic Games tahun 1992 dan berhasil mengharumkan naman bangsa, Ananda Mikola pembalap nasional yang membawa bendera Indonesia di sirkuit Internasional, dan masih banyak kisah pemuda berprestasi lainnya.
Tetapi ternyata di samping itu banyak juga kisah pemuda yang merusak citra mereka sebagai generasi penerus yang seharusnya menorehkan berbagai prestasi. Ini terbukti dengan maraknya berita pelajar yang menggunakan narkoba, hubungan seksual di luar nikah, geng motor yang melakukan tindakan premanisme, bullying dan lain-lain. Tentu hal ini menjadi contoh yang tidak baik serta menodai harapan bangsa kepada pemuda sebagai generasi penerus.
Soekarno mengatakan “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”, Ia percaya bahwa pemuda bersamaan dengan kreativitas dan semangatnya yang tinggi akan menjadi alat yang ampuh dalam pembangunan bangsa.
Seperti yang sudah kita lihat bagaimana pemuda secara positif maupun negatif mempengaruhi pembangunan bangsa dan negeri. Tentu pemuda yang secara positif lah yang di harapkan menjadi penerus di masa depan, untuk itu karakter yang baik merupakan hal tidak dapat di tolerir untuk ditanamkan di dalam diri pemuda sedini mungkin.
Ellen G. White di dalam bukunya Education pg. 57 mengatakan,
Kebutuhan terbesar dunia ialah kebutuhan akan manusia yang tidak dapat diperjual belikan, manusia yang di dalam hati sanubarinya adalah setia dan jujur, manusia yang tidak takut menyebut dosa sebagai dosa, manusia yang kata hatinya setia kepada tugas seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke kutub, manusia yang mau berdiri untuk kebenaran walau langit runtuh sekalipun.
"The greatest want of the world is the want of men, men who will not be bought or sold; men who in their inmost souls are true and honest; men who do not fear to call sin by its right name; men whose conscience is as true to duty as the needle to the pole; men who will stand for the right though the heavens fall."
Inilah satu-satunya karekter ideal yang seharusnya dimiliki setiap pemuda, yang memiliki integritas, prinsip yang teguh, selalu mengarah kepada kebenaran serta tidak dapat digoyahkan. Fenomena maraknya praktik korupsi khususnya di Indonesia diakibatkan jiwa-jiwa yang tidak dipupuk dengan karakter ideal yang sudah Ellen G. White katakan di atas.
Untuk itu lembaga pendidikan sebagai salah satu wadah umum untuk memupuk karakter yang ideal bagi pemuda diharapkan memberikan pendidikan tersebut. Universitas Advent Indonesia menjadi salah satu lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan karakter yang ideal. Tidak hanya bertujuan meningkatkan intelektual bagi para student nya tetapi juga nilai-nilai etika dan moral, kerohanian, hubungan sosial kemasyarakatan serta kebugaran jasmani dan rohani. Hal itu dibuktikan melalui salah satu program full boarding school yang telah dicanangkan dan dijalankan sejak lembaga UNAI ini didirikan.
Syarat karakter ideal yang telah dikemukakan oleh Ellen G. White sejalan dengan dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.
Sila pertama merupakan cermin karakter pemuda yang menjadikan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai satu-satunya pusat kebenaran yang dituju dan dipegang. Sila kedua dan kelima sebagai cerminan karakter yang tidak dapat diperjualbelikan (disuap) untuk terciptanya keadilan sosial yang beradab. Sila ketiga sebagai cerminan karakter pemuda yang jujur dan setia untuk kesatuan bangsa, serta sila keempat sebagai cerminan pendirian yang teguh meski langit runtuh dapat tercipta jika karakter yang penuh hikmat serta kebijaksanaan dapat diterapkan.
Demikianlah bagaimana karakter ideal yang seharusnya dimiliki setiap pemuda
sebagai generasi yang berprestasi dan juga sebagai generasi penerus bangsa.
Sehingga tercapailah apa yang diidamkan para leluhur demi terpainya suatu nusa
dan bangsa yang dibangun oleh karakter ideal yang teguh dan tak tergoyahkan.
No comments:
Post a Comment