Saturday, 18 January 2014

Menunggangi Kapal Patroli 348


Pengalaman pertama bagi saya dan teman-teman dari Pemuda Advent Thamrin menaiki kapal patroli 348 (P 348). Minggu 20 Oktober 2013 kami akan mengadakan perjalanan pulang dari Pulau Tidung ke rumah masing-masing, dari beberapa pelabuhan yang tersedia di Jakarta (Muara Angke, Marina Ancol), destinasi pelabuhan yang kami tuju ialah Tanjung Priok, karena Base Camp dari kapal patroli ini berlokasi di Tanjung Priok.

Layaknya polisi lalu lintas yang menjaga ketertiban lalu lintas di jalan, maka demikian pulalah tugas dari kapal patroli ini bersama dengan awak penumpangnya. Kapal ini akan mengantarkan petugas berkeliling Teluk Jakarta dan daerah sekitarnya untuk:

  1. Kapal yang tidak memiliki surat izin. Jika di jalan darat kita sering melihat polisi merazia kendaraan bermotor yang tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) maka demikian pula di laut. Setiap kapal yang harus memiliki surat izin. 
  2. Kapal penumpang yang melebihi kapasitas. Kapal penumpang yang melebihi kapasitas sangat membahayakan, untuk itu para petugas akan menertibkan kapal-kapal bandel yang mengangkut lebih dari batas aman kapasitas.
    • Bagaimana cara mengamankannya? Jika kapal masih dekat dengan pelabuhan, maka kapal akan disuruh untuk kembali ke pelabuhan. 
  3. Melewati batas teritorial. Ada 3 jenis kapal patroli jika dipisahkan berdasarkan ukurannya, kapal paling kecil adalah kelas 3, kapal sedang adalah kelas 2 dan kapal yang paling besar adalah kelas 1, kapal yang kami tumpangi adalah kapal kelas 2 atau yang berukuran sedang. Pembedaan kelas ini juga akan membedakan daerah jangkauan patroli. Biasanya untuk menjaga keamanan daerah teritori kapal patroli yang digunakan adalah kapal kelas 1, karena bisa saja yang dihadapi adalah kapal bandel dari luar negeri yang ukurannya besar.
Hal menarik lainnya pada saat kami menumpangi kapal patroli P 348 ini ialah Kapten nya adalah seorang wanita. Pada saat ini ia adalah satu-satunya wanita kapten kapal patroli. Hal ini menjadi salah satu contoh lainnya dari emansipasi wanita di era ini.

"Safety first", keamanan setiap awak kapal adalah yang utama, sebelum kami melakukan perjalanan sang kapten memberikan wejangan singkat dan memimpin doa agar bisa tiba dengan selamat. Tersedia juga pelampung dan buoyancy ring di kapal ini. Selain keamanan kami juga dingatkan untuk tidak membuang sanpah ke laut. Kita diajak untuk menjaga keindahan melalui kebersihan laut.










No comments:

Post a Comment