2014
hanya tinggal hitungan hari saja. Setiap insan manusia memiliki keinginan untuk
kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu, sehingga merancang resolusi
menjadi acuan bagi nya. Tetapi apa landasan resolusi yang kita buat? Setiap
orang memiliki kehidupan, karakter, kemampuan yang berbeda-beda sehingga
resolusinya juga pasti berbeda, tetapi setiap manusia sama-sama bisa membuatnya
menjadi luar biasa.
Flashback
satu tahun kehidupan saya ke belakang, banyak kisah, kejadian, pengalaman yang
baik, buruk, mengecewakan, membanggakan, menyedihkan, menyenangkan yang saya
alami.
Saya
kira, setiap orang juga telah melewati hal yang sama, lalu apa yang membuatnya
berbeda? Ya! Bagaimana orang tersebut menyikapi kejadian yang datang padanya,
entah itu yang menyenangkan atau tidak. Sekali lagi saya tuliskan “menyikapi”.
Memenangkan
kompetisi; happy happy, lupa bersyukur, merasa diri hebat, merasa diri jago,
sok-sokan. Keingingan gak terwujud; marah-marah, maki-maki orang, nyalahin
orang laen malahan ampe nyalahin Tuhan (ckck). Kalo kata acara di televisi; “gue
banget”. Lima menit saya mengarahkan pikiran saya kepada sikap saya itu, “oh
gosh” miris banget kehidupan saya itu.
Sekalian
deh, lewat ini untuk semua sahabat, teman, kawan, kolega, kenalan saya memohon maaf
atas segala kata-kata, perbuatan yang tidak senonoh dan tidak berkenan di hati.
Satu percakapan yang begitu menyakitkan untuk saya;
Ini
menyakitkan but so damn it true! Permintaan maaf ini tidak akan menghapus ingatan
akan kesalahan-kesalahan yang telah saya perbuatan, itu meninggalkan bekas,
akan tetapi ini mengajarkan saya untuk lebih sering berpikir sebelum berkata
atau bertindak, does it hurting them? Dan mungkin pihak yang paling tersakiti
adalah Tuhan Yang Maha Esa, kan Doi pernah bilang kalau kita menyakiti sesama itu
sama saja kita menyakiti-Nya. Kalau permohonan maaf ini personal saja.
Kembali
ke “menyikapi”. Marah-marah, bersungut-sungut, menyalahkan Tuhan bukan tindakan
tepat disaat kita mengalami hal buruk, ayat ini memberitahu kita bagaimana kita
seharusnya bertindak, sekaligus ini menjadi ayat resolusi saya di akhir tahun
2013.
Ibrani 12 : 5, 6 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Kejadian-kejadian
yang terjadi akibat ulah kita atau bahkan di luar kendali kita menjadi salah satu
cara Tuhan mengingatkan kita bahwa mungkin saja yang telah kita lakukan selama
ini adalah salah dan membawa kita kepada kesusahan yang lebih parah.
Maksud-maksud Tuhan adalah diluar akal kita, tapi satu yang pasti rencana Indah
ada dibalik itu semua.
Nice broo, ok saya maafin kog(ckck)
ReplyDelete