Dan Ia (Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu (Wahyu 21:4)
“Aku sayang Ayah” Itulah hal terakhir yang didengar Howard dari putrinya. Apakah yang mendorongnya untuk menelepon dan menghakiri dengan kata-kata seperti itu? Tahukah di bahwa bus yang akan dinaikinya akan meledak? Howard merasa sendirian di dalam kesedihannya. Rasul Paulus mnenjanjikan bahwa Allah tak kan menimpakan kepada kita beban yang lebih berat daripada yang sanggup kita tanggung (1 Kor. 10:13), tapi sekarang Howard tidak yakin lagi. Rasa berat di dadanya membuatnya sukar bernafas.
Dia mencari penghiburan di dalam
perkataan Yesus: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur” (Mat.5:4). Namun tampaknya janji itu tidak digenapi dalam pengalaman
Howard. Meskipun membaca ayat itu, dia tidak merasakan penghiburan. Perasaan kehilangan
terus merobek-robek jiwanya.
Aku bertanya-tanya apa yang
dipikirkan Maria ketika melihat Putranya di kayu salib,ia merenung. Menarik bahwa Alkitab tidak mencatat
cetusan emosi Maria. Dia tidak pernah menjerit, “Apa yang kalian lakukan
terhadap Anakku?” Tahukah dia bahwa Dia akan mati? Apakah dia menerimanya
sebagai bagian dari rencana kosmik? Mengapa dia tidak menghampiri dan
menawarkan untuk bertukar tempat dengan-Nya?
Ketika musim semi tiba, Howard merasa
lebih baik. Saat bunga-bunga mawar mulai merekah, dia teringat saat-saat
bahagia bersama putrinya, menanam dan menikmati keindahan bunga-bunga itu.
Tetapi musim hujan tiba, dan kembali dia muram. “Masih teringat-ingat oleh saya
tragedi itu, seakan-akan baru kemarin saja, “katanya. “Tuhan, aku tidak
mengerti rencana-Mu.”
Suatu hari, secara tidak sengaja dia
membaca wahyu 21:4: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka,
dan maut tidak akan ada lagi; tidak aka nada lagi perkabungan, atau ratap
tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Itu
gema kata-kata dari masa depan, kata-kata yang dia rindu dengar. Howard
menyadari bahwa kata-kata itu juga menjelaskan Matius 5:4.
Kedua ayat tersebut jelas. Howard
akan melihat putrinya lagi. Karena dia percaya pada kehidupan kekal, secara
berangsur-angsur dia menemukan penghiburan di dalam penglihatan Wahyu tentang
pengharapan. Meskipun putrinya terbaring dalam kubur, dia tahu bahwa Yesus akan
kembali. Dan saat Dia kembali, Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka dan mereka yang berkabung akan dihiburkan untuk selamanya.
Tuhan,sering aku dibuat frustasi oleh doa-doa yang tidak dijawab, tragedi-tragedi yang tidak dapat dihindari, orang-orang tercinta yang hilang. Tolong aku untuk mempercayai janji-Mu.
No comments:
Post a Comment