Wednesday, 4 December 2013

Kabar Baik dari Patmos - Penunggu Pagi 4 Desember 2013

Dan Ia (Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu (Wahyu 21:4)

“Aku sayang Ayah” Itulah hal terakhir yang didengar Howard dari putrinya. Apakah yang mendorongnya untuk menelepon dan menghakiri dengan kata-kata seperti itu? Tahukah di bahwa bus yang akan dinaikinya akan meledak? Howard merasa sendirian di dalam kesedihannya. Rasul Paulus mnenjanjikan bahwa Allah tak kan menimpakan kepada kita beban yang  lebih berat daripada yang sanggup kita tanggung (1 Kor. 10:13), tapi sekarang Howard tidak yakin lagi. Rasa berat di dadanya membuatnya sukar bernafas.

Dia mencari penghiburan di dalam perkataan Yesus: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Mat.5:4). Namun tampaknya janji itu tidak digenapi dalam pengalaman Howard. Meskipun membaca ayat itu, dia tidak merasakan penghiburan. Perasaan kehilangan terus merobek-robek jiwanya.

Aku bertanya-tanya apa yang dipikirkan Maria ketika melihat Putranya di kayu salib,ia merenung. Menarik bahwa Alkitab tidak mencatat cetusan emosi Maria. Dia tidak pernah menjerit, “Apa yang kalian lakukan terhadap Anakku?” Tahukah dia bahwa Dia akan mati? Apakah dia menerimanya sebagai bagian dari rencana kosmik? Mengapa dia tidak menghampiri dan menawarkan untuk bertukar tempat dengan-Nya?

Ketika musim semi tiba, Howard merasa lebih baik. Saat bunga-bunga mawar mulai merekah, dia teringat saat-saat bahagia bersama putrinya, menanam dan menikmati keindahan bunga-bunga itu. Tetapi musim hujan tiba, dan kembali dia muram. “Masih teringat-ingat oleh saya tragedi itu, seakan-akan baru kemarin saja, “katanya. “Tuhan, aku tidak mengerti rencana-Mu.”

Suatu hari, secara tidak sengaja dia membaca wahyu 21:4: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak aka nada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Itu gema kata-kata dari masa depan, kata-kata yang dia rindu dengar. Howard menyadari bahwa kata-kata itu juga menjelaskan Matius 5:4.

Kedua ayat tersebut jelas. Howard akan melihat putrinya lagi. Karena dia percaya pada kehidupan kekal, secara berangsur-angsur dia menemukan penghiburan di dalam penglihatan Wahyu tentang pengharapan. Meskipun putrinya terbaring dalam kubur, dia tahu bahwa Yesus akan kembali. Dan saat Dia kembali, Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka dan mereka yang berkabung akan dihiburkan untuk selamanya.

Tuhan,sering aku dibuat frustasi oleh doa-doa yang tidak dijawab, tragedi-tragedi yang tidak dapat dihindari, orang-orang tercinta yang hilang. Tolong aku untuk mempercayai janji-Mu. 



No comments:

Post a Comment