Wednesday 17 July 2013

[EnjoyJakarta] Wisata Bahari Pulau Seribu

Ketika mendengar kata "PulauSeribu" yang muncul dibenak saya adalah keindahan alam.

Pengalaman saya bersama "PulauSeribu" hanya 1 kali saja, kira-kira 4 tahun yang lalu, organisasi (KI.PKBR 54 Jakarta) yang saya ikuti mendapat kesempatan mewakili sekolah kami (SMAN 54 Jakarta) menikmati wisata bahari, mengunjungi 4 pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu. 

Ke-4 pulau itu adalah Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa, bersama Finalis Duta Pariwisata. Mereka cantik dan tampan ditemani oleh seorang ibu yang sepertinya dalah pembimbing mereka, ia juga menuntun kami dalam perjalanan wisata bahari itu.
Kapal Kerapu yang kami gunakan menjelajahi beberapa pulau, Kepulauan Seribu

Kami berkumpul di Dermaga Marina Ancol, disana kami diberi kaos dan topi yang akan kami gunakan selama perjalanan. Transportasi yang kami gunakan untuk mencapai ke 4 pulau tersebut adalah kapal kerapu. Tujuan pertama; Pulau Bidadari


Pulau Bidadari



Pulau ini dulunya disebut Pulau Sakit, karena pada tahun 1679 VOC membangun sebuah rumah sakit lepra/kusta yang merupakan pindahan dari Angke.

Singkat cerita pada tahun 1970-an PT Seabreez mengelola pulau ini untuk dijadikan resor wisata. Dan pada saat kami mengunjungi pulau bidadari (kira-kira tahun 2009), berbagai fasilitas sudah disediakn di pulau ini mulai dari cottage ,restoran, sarana olahraga, ruang  meeting, berbagai permainan air dan kesereuan lainnya. 

Setiba kami di pulau pertama ini kami dijamu dengan es jeruk, benar-benar hidangan yang tepat di waktu tepat. 
Yang tidak kalah menarik di pulau ini ada benteng peninggalan Belanda, yang disebut benteng Marthello sebagai sarana pengawasan serangan musuh pada zaman itu.




Benteng Marthello
Benteng Marthello
Benteng Marthello


Selesai menjelajahi Pulau Bidadari secara singkat, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Onrust, jaraknya tidak terlalu jauh, kita masih dapat melihatnya dengan pandangan mata.

Pulau Onrust

Dalam bahasa Belanda Pulau Onrust yang berarti tidak pernah beristirahat, dikembangkan sebagai dermaga untuk memperbaiki kapal-kapal VOC yang rusak dan aktivitas bongkar muat logistic perang. Bangunannya dikembangkan pada tahun 1656.




vidsource:tempo


Diporak-porandakan oleh tentara Inggris di tahun 1911 Pulau Onrust beralih fungsi menjadi karantina haji. Para calon haji dibiasakan dengan udara laut karena pada zaman dulu meereka naik kapal laut sebelum menuju Arab Saudi.

Pada saat kami mengunjungi Pulau Onrust, kami banyak melihat pemakaman dan sisa-sisa reruntuhan bangunan. Pulau Onrust tidak terlalu luas, kita dapat melihat ujung pulau yang satu dan ujung lainnya.




Satu bangunan yang masih utuh dijadikan sebagai museum Pulau Onrust, yang dulunya adalah rumah seorang dokter yang memeriksa kesehatan jemaah haji, di dalamnya terdapat koleksi foto-foto serta peninggalan arkeologi pada zaman kolonial Belanda.

Museum Pulau Onrust yang dulunya adalah rumah seorang dokter

Belum puas rasanya menikmati peninggalan yang begitu bersejarah di Pulau Onrust, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Rambut.


Pulau Rambut
Dermaga Pulau Rambut
Pulau Rambut dijuluki sebagai “Surga Burung” karena disini terdapat sekitar 20.000 ekor burung dari 39 spesies burung darat dan 22 spesies burung air. 

Pulau rambut juga menjadi tempat migrasi bagi burung-burung yang Negara asalnya sedang musim dingin. Jika burung migrasi berdatangan jumlah burung bisa mencapai 50.000 ekor.

Terdapat Menara yang  memungkinkan kita untuk melihat pulau rambut dari ketinggia, tapi kita harus berjalan melalu jalan setapak. Jangan kaget apabila dalam perjalanan tiba-tiba kotoran burung jatuh di kepala kita.

Menara, dimana kita dapat melihat keindahan Pulau Rambut dari ketinggian


Pemandangan dari atas menara


Pemandangan indah seperti pada gambar ini lah yang dapat kita nikmati dari atas menara.

Beberapa jenis burung yang menghuni PUlau Rambut antara lain cagak merah (ardea Purpurea), cagak abu (ardea cinerea), kuntul besar (egretta alba), kuntul kecil (egretta garzetta) , kuntul karang (egretta sacra), bluwok (mycteria cinerea), rook-roko (Plegadis falcinellus), pecuk ular ( anhinga melanogaster), kuntul sedang ( egretta intermedia) dan kuntul kerbau (bubulcus ibis). 

Bahkan sejak 1999, pemerintah menetapkan  Pulau Rambut sebagai cagar Alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor : 275/Kpts –II/1999 tanggal 7 Mei 1999.





Selesai menjelajahi sebagian kecil dari “Surga Burung” kami melanjutkan perjalanan kami yang terakhir ke Pulau Untung Jawa.


Pulau Untung Jawa



Berbeda dengan ketiga pulau yang sebelumnya, Pulau Untung Jawa merupakan daerah pemukiman sekaligus kawasa wisata dengan luas 40,10 Ha dengan 1.888 jiwa penduduk. Di pulau ini telah tersedia kantor Lurah, Puskesmas, sekolah, berbagai jajanan dan souvenir dapat kita beli di pulau ini.

Saat itu kami mengelilingi Pulau Untung Jawa menggunakan sepeda dengan biaya Rp. 5.000,- per jam, alhasil kami mengitari Pulau Untung Jawa menggunakan sepeda, hutan mangrove menemani sepanajang perjalanan sepeda kami. Di sudut pulau kami menemukan pantai, saya rasa jarang yang mengunjungi panatai ini, atau bisa jadi pada saat memang sedang sepi karna hanya kami saja yang berada di pantai pada saat itu.

Ada satu balai yang digunakan untuk menjamu tamu di Pulau Untung Jawa. Kami mendapat kesempatan indah ini dengan hidangan yang begitu menggiurkan, seperti ikan bakar, es kelapa dan lainnya.



Sunset
Di sore hari kita dapat menikmati pemandangan sunset yang begitu indah.
Satu hari sudah kami berkunjung ke 4 Pulau di Kepulauan Seribu, waktu yang sangat singkat tapi benar-benar menikmatinya.

Oh ya, dalam perjalanan kami melihat ada sisa reruntuhan di atas pulau yang hanya bisa 3-4 orang berdiri diatasnya. Kami bertanya-tanya bagaimana bisa ada sisa reruntuhan di atas pulau sekecil itu? Pembimbing kami mengatakan bahwa dulunya pulau itu cukup luas tetapi karena pemanasan global atau yang sering ktia dengar “Global Warming” maka pulau itu tenggelam dan itulah yang tersisa. Ini pelajaran yang dapat kita ambil untuk menjaga bumi kita ini khususnya Kepulauan Seribu dengan hemat energy dan menggunakan kendaraan serta peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan. Memang kita tidak dapat mencegahnya tapi kita dapat menguranginya.

Pulau Seribu tidak hanya ke-4 pulau yang sudah kita lihat diatas saja, tapi masih banyak pulau lainnya.
Seperti Pulau Papa Theo, Pulau Pamagaran, Pulau Puteri yang didalamnya dapat kita temui akuarium ikan hias dan kebun binatang mini, Pulau Matahari, Pulau Kahyangan yang disebut juga Pulau Cipir atau Pulau Kuipir yang terdapat sumber air tawar yang bersih dan jernih, Pulau Edam atau Pulau Damar Besar atau Pulau Monyet, Pulau Ayer yang dulunya digunakan tempat peristirahatan mantan Presiden Sukarno, Pulau Sepa dimana penyelam pemula dapat berlatih untuk mendapatkan open water certificate, Pulau Kotok, Pulau Laki, Pulau Pabelokan yang merupakan pangkalan minyak lepas pantai, Pulau Kelor, Pulau Bira dengan fasilitas lapangan golf dan kolam renang, Pulau Pelangi dan masih banyak lainnya. Jumlahnya memang tidak mencapai 1000 pulau tapi banyaknya pulau-pulau kecil menyimbolkan keberagaman pulau di Kepulaun Seribu.














*Tulisan ini terpilih menjadi salah satu 10 finalis lomba blogger Kindahan Kepulauan Seribu oleh Dinas Pariwisata dan Viva Log

2 comments:

  1. katanya indah banget..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya! pulau seribu menjadi pilihan destinasi berlibur yang tepat khususnya di Jakarta

      Delete