Ketika mendengar kata
"PulauSeribu" yang muncul dibenak saya adalah keindahan alam.
Pengalaman saya bersama
"PulauSeribu" hanya 1 kali saja, kira-kira 4 tahun yang lalu,
organisasi (KI.PKBR 54 Jakarta) yang saya ikuti mendapat kesempatan mewakili
sekolah kami (SMAN 54 Jakarta) menikmati wisata bahari, mengunjungi 4 pulau di
Kabupaten Kepulauan Seribu.
Ke-4 pulau itu adalah Pulau Bidadari,
Pulau Onrust, Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa, bersama Finalis Duta
Pariwisata. Mereka cantik dan tampan ditemani oleh seorang ibu yang sepertinya
dalah pembimbing mereka, ia juga menuntun kami dalam perjalanan wisata bahari
itu.
Kapal Kerapu yang kami gunakan menjelajahi beberapa pulau, Kepulauan Seribu |
Kami
berkumpul di Dermaga Marina Ancol, disana kami diberi kaos dan topi yang akan
kami gunakan selama perjalanan. Transportasi yang kami gunakan untuk mencapai
ke 4 pulau tersebut adalah kapal kerapu. Tujuan pertama; Pulau Bidadari
Pulau Bidadari
Pulau ini dulunya disebut Pulau Sakit,
karena pada tahun 1679 VOC membangun sebuah rumah sakit lepra/kusta yang
merupakan pindahan dari Angke.
Singkat cerita pada tahun 1970-an PT
Seabreez mengelola pulau ini untuk dijadikan resor wisata. Dan pada saat kami
mengunjungi pulau bidadari (kira-kira tahun 2009), berbagai fasilitas sudah
disediakn di pulau ini mulai dari cottage
,restoran, sarana olahraga, ruang meeting,
berbagai permainan air dan kesereuan lainnya.
Setiba kami di pulau pertama ini kami
dijamu dengan es jeruk, benar-benar hidangan yang tepat di waktu tepat.
Yang tidak kalah menarik di pulau ini
ada benteng peninggalan Belanda, yang disebut benteng Marthello sebagai sarana
pengawasan serangan musuh pada zaman itu.
Benteng Marthello |
Benteng Marthello |
Benteng Marthello |
Selesai menjelajahi Pulau Bidadari
secara singkat, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Onrust, jaraknya tidak
terlalu jauh, kita masih dapat melihatnya dengan pandangan mata.
Pulau Onrust
Dalam bahasa Belanda Pulau Onrust yang
berarti tidak pernah beristirahat, dikembangkan sebagai dermaga untuk memperbaiki
kapal-kapal VOC yang rusak dan aktivitas bongkar muat logistic perang.
Bangunannya dikembangkan pada tahun 1656.
Diporak-porandakan oleh tentara
Inggris di tahun 1911 Pulau Onrust beralih fungsi menjadi karantina haji. Para
calon haji dibiasakan dengan udara laut karena pada zaman dulu meereka naik
kapal laut sebelum menuju Arab Saudi.
Pada saat kami mengunjungi Pulau
Onrust, kami banyak melihat pemakaman dan sisa-sisa reruntuhan bangunan. Pulau
Onrust tidak terlalu luas, kita dapat melihat ujung pulau yang satu dan ujung
lainnya.
Satu bangunan yang masih utuh dijadikan sebagai museum Pulau
Onrust, yang dulunya adalah rumah seorang dokter yang memeriksa kesehatan
jemaah haji, di dalamnya terdapat koleksi foto-foto serta peninggalan arkeologi
pada zaman kolonial Belanda.
Museum Pulau Onrust yang dulunya adalah rumah seorang dokter |
Belum
puas rasanya menikmati peninggalan yang begitu bersejarah di Pulau Onrust, kami
melanjutkan perjalanan ke Pulau Rambut.
Pulau Rambut
Dermaga Pulau Rambut |
Pulau
Rambut dijuluki sebagai “Surga Burung” karena disini terdapat sekitar 20.000
ekor burung dari 39 spesies burung darat dan 22 spesies burung air.
Pulau
rambut juga menjadi tempat migrasi bagi burung-burung yang Negara asalnya
sedang musim dingin. Jika burung migrasi berdatangan jumlah burung bisa
mencapai 50.000 ekor.
Terdapat
Menara yang memungkinkan kita untuk melihat pulau rambut dari ketinggia,
tapi kita harus berjalan melalu jalan setapak. Jangan kaget apabila dalam
perjalanan tiba-tiba kotoran burung jatuh di kepala kita.
Menara, dimana kita dapat melihat keindahan Pulau Rambut dari ketinggian |
Pemandangan dari atas menara |
Pemandangan indah seperti pada gambar
ini lah yang dapat kita nikmati dari atas menara.
Beberapa jenis burung yang menghuni
PUlau Rambut antara lain cagak merah (ardea Purpurea), cagak abu (ardea
cinerea), kuntul besar (egretta alba), kuntul kecil (egretta garzetta) , kuntul
karang (egretta sacra), bluwok (mycteria cinerea), rook-roko (Plegadis
falcinellus), pecuk ular ( anhinga melanogaster), kuntul sedang ( egretta
intermedia) dan kuntul kerbau (bubulcus ibis).
Bahkan sejak 1999, pemerintah
menetapkan Pulau Rambut sebagai cagar Alam berdasarkan SK Menteri
Kehutanan dan Perkebunan nomor : 275/Kpts –II/1999 tanggal 7 Mei 1999.
Selesai menjelajahi sebagian kecil dari “Surga
Burung” kami melanjutkan perjalanan kami yang terakhir ke Pulau Untung Jawa.
Pulau Untung Jawa
Berbeda dengan ketiga pulau yang sebelumnya, Pulau Untung Jawa
merupakan daerah pemukiman sekaligus kawasa wisata dengan luas 40,10 Ha dengan
1.888 jiwa penduduk. Di pulau ini telah tersedia kantor Lurah, Puskesmas,
sekolah, berbagai jajanan dan souvenir dapat kita beli di pulau ini.
Saat itu kami mengelilingi Pulau Untung Jawa menggunakan sepeda
dengan biaya Rp. 5.000,- per jam, alhasil kami mengitari Pulau Untung Jawa
menggunakan sepeda, hutan mangrove menemani sepanajang perjalanan sepeda kami.
Di sudut pulau kami menemukan pantai, saya rasa jarang yang mengunjungi panatai
ini, atau bisa jadi pada saat memang sedang sepi karna hanya kami saja yang
berada di pantai pada saat itu.
Ada satu balai yang digunakan untuk menjamu tamu di Pulau Untung
Jawa. Kami mendapat kesempatan indah ini dengan hidangan yang begitu
menggiurkan, seperti ikan bakar, es kelapa dan lainnya.
Sunset |
Di sore hari kita dapat menikmati pemandangan sunset yang begitu indah.
Satu hari sudah kami berkunjung ke 4 Pulau di Kepulauan Seribu,
waktu yang sangat singkat tapi benar-benar menikmatinya.
Oh ya, dalam perjalanan kami melihat ada sisa reruntuhan di atas
pulau yang hanya bisa 3-4 orang berdiri diatasnya. Kami bertanya-tanya
bagaimana bisa ada sisa reruntuhan di atas pulau sekecil itu? Pembimbing kami
mengatakan bahwa dulunya pulau itu cukup luas tetapi karena pemanasan global
atau yang sering ktia dengar “Global Warming” maka pulau itu tenggelam dan itulah
yang tersisa. Ini pelajaran yang dapat kita ambil untuk menjaga bumi kita ini
khususnya Kepulauan Seribu dengan hemat energy dan menggunakan kendaraan serta
peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan. Memang kita tidak dapat
mencegahnya tapi kita dapat menguranginya.
Pulau Seribu tidak hanya ke-4 pulau yang sudah kita lihat diatas
saja, tapi masih banyak pulau lainnya.
Seperti Pulau Papa Theo, Pulau Pamagaran, Pulau Puteri yang
didalamnya dapat kita temui akuarium ikan hias dan kebun binatang mini, Pulau
Matahari, Pulau Kahyangan yang disebut juga Pulau Cipir atau Pulau Kuipir yang
terdapat sumber air tawar yang bersih dan jernih, Pulau Edam atau Pulau Damar
Besar atau Pulau Monyet, Pulau Ayer yang dulunya digunakan tempat
peristirahatan mantan Presiden Sukarno, Pulau Sepa dimana penyelam pemula dapat
berlatih untuk mendapatkan open water certificate, Pulau Kotok, Pulau Laki,
Pulau Pabelokan yang merupakan pangkalan minyak lepas pantai, Pulau Kelor,
Pulau Bira dengan fasilitas lapangan golf dan kolam renang, Pulau Pelangi dan
masih banyak lainnya. Jumlahnya memang tidak mencapai 1000 pulau tapi banyaknya
pulau-pulau kecil menyimbolkan keberagaman pulau di Kepulaun Seribu.
*Tulisan ini terpilih menjadi salah satu 10 finalis lomba blogger Kindahan Kepulauan Seribu oleh Dinas Pariwisata dan Viva Log
katanya indah banget..
ReplyDeleteya! pulau seribu menjadi pilihan destinasi berlibur yang tepat khususnya di Jakarta
Delete